Notification

×

Iklan

Iklan

Program Jaringan Irigasi Cikeruh Majalengka oleh CV Berantas Cianjur, diduga Rugikan Lingkungan

Minggu, September 17, 2023 | September 17, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-09-16T23:22:54Z
Jejakinvestigasi.id | Majalengka - Pembangunan Program Jaringan irigasi PSDA Provinsi yang sekarang sedang dilaksanakan diwilayah blok Cileuis bendungan aliran sungai Cikeruh. Desa Leuwenggede Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Rugikan masyarakat lingkungan

Pekerjaan rehabilitasi irigasi tersebut sebagai pihak pemborong adalah CV Berantas, perusahaan swasta yang kantor pusatnya beralamat di daerah Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

Diketahui sesuai tertera di papan proyek pekerjaan rehabilitas jaringan irigasi Cikeruh dengan sumber anggaran dari APBD Provinsi Jawa Barat dengan nilai anggaran Rp.4.550.700.882.,40 dengan waktu pelaksanaan 180 ratus delapan puluh hari kalender.

Dikutip dari media AINEWS matamaja group yang dipublikasikan pada 6 September 2023 dengan judul Program BBWS oleh CV Brantas Cianjur, diduga Rugikan Lingkungan.

Namun demikian adanya kegiatan pembangunan yang melibatkan CV Berantas sebagai rekanan, ketika pembangunan itu sudah berjalan kurang lebih 9 hari kata pekerja. Karena sistem kordinasi yang dilakukan dari pelaksana pekerjaan kurang maksimal, munculah polemik dari berbagai pihak instansi muspika maupun dari pihak masyarakat lingkungan setempat yang seolah sudah dirugikan.

Adanya hal itu dari pernyataan seorang crew perusahaan yang bernama Cepi. Cepi menjelaskan saat wawancara dengan pihak media matamaja grup. 
"Dari pihak CV Berantas kemudian mengutus saya. Yang mana saya adalah seseorang yang dipercaya oleh pihak perusahaan sebagai bagian pengamanan atau bisa disebut bagian kordinasi lapangan" Kata Cepi.

Cepi yang merupakan seorang yang berdomisili dari kabupaten cianjur, selain Cepi dipercaya oleh perusahaan sebagai pengamanan external CV Brantas. Menurut informasi dari narasumber diduga Cepi adalah seorang anggota TNI yang masih aktif bertugas di Kodim Kabupaten Cianjur.
" Setau saya pa Cepi adalah anggota TNI" jelas sumber yang meminta namanya untuk tidak dipublikasikan.

Kedatangan Cepi pada hari Senin 04/09 saat mediasi dengan Kades leuweunggede Ade Heryanto dengan didampingi tim media matamaja grup saat dilokasi kegiatan. Sesuai tupoksinya Cepi sengaja ditugaskan dari CV Brantas untuk mengkever melakukan pembenahan tahapan kordinasi wilayah dengan dasar munculnya polemik dari beberapa pihak. Jelas Cepi

Mewakili pihak perusahaan, Cepi dan rekanya dengan nama panggilan babat, pihaknya mengakui kesalahan dalam teknis kordinasi atas kesalahan rekanya yang merupakan pelaksana pekerjaan. Kemudian Cepi juga mengajukan permintaan maaf kepada lingkungan khususnya ke kades Ade dan masyarakat setempat yang merasa sudah terabaikan dan sudah dirugikan adanya kegiatan tersebut.

“Dalam ucapanya, Cepi juga berjanji untuk segera membenahi teknis kordinasi yang tadinya dianggapnya sudah salah mengakibatkan munculnya situasi yang tidak kondusif.”

Bahkan saran dan ajuan dari pihak lingkungan akan saya tulis segera dan kami ajukan ke pimpinan perusahaan. Janji Cepi

Karena adanya mis komunikasi dari timnya yang tidak profesional dalam melakukan kordinasi, menjadikan dampak kegiatan pembangunan itu menjadi terhambat. Dan Cepi pun akan bertanggung jawab dan berjanji kepada lingkungan melalui diskusi terbuka dengan kades ade saat dilokasi kegiatan tersebut akan mengulang kembali melakukan kordinasi dengan baik supaya masalah ini cepat selesai dan pembangunan supaya berjalan dengan lancar. Tuturnya Senin 04/09/2023

Lanjut Cepi, kemudian berupaya untuk mengajukan usulan dari pihak lingkungan kepada pimpinannya untuk melibatkan putra daerah dengan ikut serta dilibatkan dalam melaksanakan pembangunan dengan konsep pemberdayaan lingkungan supaya tidak lagi mencuat hal hal yang tidak diinginkan.

Diwaktu yang sama saat kepala desa leuweunggede Ade Heryanto mengungkapkan kepada Cepi. Dirinya sangat menyayangkan kenapa pekerjaan yang sumber dananya dari APBD atau keuangan negara tidak mengedepankan teknis kordinasi secara profesional sebelum pekerjaan itu dimulai, apalagi terkait pengadaan bahan bakar solar kan harus jelas penyediaanya, apalagi kemarin saya juga melihat bahan bakar solar untuk alat berat disedot dari mobil mikro, itu kan hal yang sangat riskan dengan pidana, apalagi penggunaan bahan bakar solar harus jelas ijinya, karena solar adalah bahan bakar bersubsidi. saran ade

Masih dengan Ade. Dirinya mengutarakan kepada Cepi. Sebagai kepala, adanya pekerjaan tersebut menjadi beban moral bagi dirinya. Karena disaat masyarakat lingkungan sempat menyampaikan keluhanya yang mana tanah atau lahan miliknya yang terkena akses mobil pengangkut matrial, ataupun akses dari alat berat ecsavator, maupun lahan yang digunakan untuk penyimpanan material batu dan lain sebagainya, Ade tidak bisa menjawab.

Karena saya memang tidak tau apa apa terkait teknis yang dilaksanakan oleh pihak CV Berantas dalam pembangunan ini sehingga dampaknya, masyarakat kami sudah merasa dirugikan dari pihak pemborong tanpa adanya kordinasi yang jelas dari pihak perusahaan kepada lingkungan. Sesalnya

“Lanjut Ade, saya pun sempat tercengang terkait keluhan itu, dan saya tidak bisa menjawab keluhan dari masyarakat saya.”

Karena memang dari teknis pekerjaan sebelum dimulai, pihak kami memang tidak sama sekali dilibatkan oleh pihak CV Berantas untuk membantu teknis kordinasi terhadap lingkungan, makanya saya bingung mau jawab apa ketika masyarakat saya menyampaikan keluhan.

Setidaknya, kalo dari pihak CV Berantas melakukan kordinasi dengan baik, kami kan bisa mendukung penuh untuk membantu. Bisa membantu apa kiranya yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan saya. Apalagi ini program negara yang harus kami dukung, karena manfaatnya untuk kami kami juga. Tambah Ade

Kades Ade juga mengakui, memang sebelum pekerjaan dimulai, dari pihak dinas ada melayangkan surat pemberitahuan ke desa, tapi didalam isi surat tersebut atas nama dinas terkait melainkan bukan dari pihak CV Berantas. Seharusnya kan atas nama CV Berantas didalam isi surat tersebut, karena dia yang pempunyai tender dan sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan.

Kemudian untuk penelusuran lebih lanjut pihak media melakukan konfirmasi dengan salah seorang pekerja rekan dari Cepi yang bernama babat.

Saat dilakukan wawancara babat mengatakan, saya datang kesini itu buat ngebenerin masalah managementnya. Karena da temuan disini, dan ada kekurangan kordinasi dengan aparat setempat. Ujar babat

Dengan terpaksa saya. Karena hal ini sudah terjadi, makanya kemarin pada hari sabtu 02/09 saya langsung datangi ke pihak Polsek dan sudah selesai. Setelah dari Polsek saya juga kemarin sabtu mencoba untuk bertemu dengan pak kuwu, ternyata beliau minta di hari senin sekarang 04/09.

Masih dengan babat. Terkait dengan teknis memang saya ga tau, kapan dimulai pekerjaan, dari mana sumber anggaranya, dan berapa nilai anggaranya, serta dimana letak papan proyeknya saya tidak tahu. Karena itu bukan ranah saya. Sanggahnya

Saya lebih dibagian management keuangan sebetulnya. Karena sumber dayanya disini masih kurang, maka dari itu saya mencoba untuk mengkaver. Kata Babat

Saat ditanya oleh tim media dengan asal usul CV Berantas. Babat pun menjawab dalam ungkapanya: CV Berantas itu kantor pusatnya ada di kabupaten cianjur. Direktur utamanya Bapak Yatna yang juga berdomisili didaerah kabupaten cianjur. Pungkasnya

Adanya dugaan sistem kordinasi yang lemah sehingga pihak petani juga merasa dirugikan oleh CV Berantas. Petani pun angkat bicara dengan keluhanya kepada tim media melalui sambungan telepon aplikasi watshap. Menyampaikan bahwa dirinya juga merasa dirugikan, dengan adanya kegiatan proyek tersebut. Pasokan air yang biasa dialirkan ke sawah para petani menjadi berkurang.Tolong dibantu pak carikan solusinya buat petani. Tegasnya. Senin 04/09.(Red*)


×
Berita Terbaru Update