Jejakinvestigasi.id | Bogor - DPRD Kabupaten Bogor meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menggencarkan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) menjelang Idul Adha. Dinas Peternakan dan Perikanan (Diskanak) diminta mencegah penularan PMK meluas di Kabupaten Bogor.
"Kita mendorong Diskanak, pertama, terkait pengadaan vaksin (PMK), percepatan vaksin," kata Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto kepada wartawan, Rabu (29/6/2022).
Hal itu dilakukan guna melindungi peternak tradisional. Terutama menjelang Idul Adha.
"Apalagi kita harus melindungi petani-petani tradisional kita yang akan merayakan panen besar. Panen besarnya adalah hari raya Idul Adha," jelasnya.
Jangan sampai, lanjut Rudy, peternak yang telah merawat hewan-hewan tersebut merugi. Khususnya menjelang Idul Adha, ketika seharusnya mereka bisa mendapat keuntungan.
"Jangan sampai rekan-rekan petani kita yang sudah merawat sapi, kambing dalam waktu satu tahun, ini tinggal hitungan hari. Petani kita yang harusnya dapat rezeki di tanggal 9 Juli, tapi malah jadi musibah buat petani-petani tradisional kita," tuturnya.
Selain itu, Rudy meminta Diskanak Kabupaten Bogor menjemput bola. Dia meminta Diskanak mengecek setiap hari ke peternak sehingga mereka tahu ke mana harus melapor saat tampak indikasi PMK.
"Iya harus cepat dan memang betul-betul Diskanak yang sudah membentuk satgas untuk jemput bola, tiap hari cek. Supaya petani-petani kita saat ada kejadian tahu harus melapor ke mana," ungkapnya.
Rudy meminta Diskanak memonitor perkembangan PMK di wilayah Kabupaten Bogor. Terkait dengan bantuan subsidi, dia menyebut bisa menggunakan anggaran belanja tidak terduga.
"Sebetulnya kan ini masuk dalam kategori bencana non-alam. Kita punya anggaran belanja tak terduga. Dari Diskanak dan Sekda juga sebenarnya kan bisa menggunakan anggaran tersebut," ucapnya.
PMK di Kabupaten Bogor
Pemkab Bogor sempat menutup sementara Pasar Hewan Jonggol karena 14 sapi terinfeksi PMK. Setelah lockdown 14 hari dan dipastikan aman, pasar hewan tersebut kini kembali dibuka.
Kepala Diskanak Kabupaten Bogor Oetje Subagdja mengatakan lockdown dicabut setelah melalui syarat, seperti tidak mencampur sapi yang sakit dengan yang sehat serta menjaga kebersihan tiap pedagang dan peternak.
Selain itu, harus terus berkoordinasi terkait alur sapi yang masuk dan keluar. Sapi yang masuk dan keluar di Pasar Hewan Jonggol tidak boleh disatukan.***