![]() |
| Oleh Aceng Syamsul Hadie, S.Sos., MM. Ketua Dewan Pembina DPP ASWIN (Asosiasi Wartawan Internasional) / Pemred Media Jejakinvestigasi.id. |
Jejakinvestigasi.id || Jakarta - Kesepakatan gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas yang diumumkan pada 8 Oktober 2025 mencakup pembebasan seluruh sandera dari Gaza dan penarikan pasukan Israel ke garis yang disetujui. Kesepakatan ini disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan melibatkan pertukaran tahanan serta masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Qatar sebagai mediator juga mengonfirmasi rincian kasar dari fase pertama ini, Isi Gencatan Senjata Tahap Pertama:
1. Henti tembak / penghentian permusuhan Israel dan Hamas sepakat menghentikan serangan militer sebagai bagian dari fase awal kesepakatan.
2. Penarikan pasukan Israel Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disetujui sebagai langkah awal penarikan dari Gaza.
3. Pertukaran tahanan / pembebasan sandera Hamas akan membebaskan sandera Israel yang masih hidup, sementara Israel akan melepaskan tahanan Palestina sebagai imbalannya.
4. Pengiriman bantuan kemanusiaan Jalur bantuan kemanusiaan akan diperlebar, dan setidaknya sejumlah truk bantuan akan dikirim ke Gaza secara rutin pada tahap awal.
5. Waktu pelaksanaan Penarikan pasukan dan pembebasan sandera diperkirakan akan dimulai dalam waktu 24 jam setelah penandatanganan kesepakatan.
6. Jumlah & rasio pertukaran Dalam beberapa laporan disebut bahwa 20 sandera Israel masih hidup akan ditukar dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina.
Mekanisme pengawasan & pemantauan Negara-negara mediator (seperti Mesir, Qatar, Turki) dan pihak internasional akan memantau pelaksanaan kesepakatan untuk memastikan kedua belah pihak memenuhi kewajibannya.
Karena ini baru tahap pertama, beberapa aspek penting—seperti pemerintahan pasca-perang Gaza, status Hamas, pelucutan senjata, dan perbatasan definitif—belum disepakati dan akan dibahas di tahap-tahap selanjutnya.
Reaksi Dunia & Respons Internasional
Kesepakatan ini disambut dengan beragam respons—umumnya penuh harapan, tetapi dengan kehati-hatian—dari berbagai negara dan organisasi internasional. Banyak negara menyambut baik kesepakatan ini sebagai langkah positif menuju perdamaian di Timur Tengah.
PBB menyerukan agar semua pihak menepati komitmen mereka, memastikan akses kemanusiaan ke Gaza, dan menggunakan momentum ini untuk mengarah ke solusi dua negara (Israel dan Palestina berdampingan secara damai).
Turki menyatakan kegembiraan dan menyebut akan memantau pelaksanaan kesepakatan secara cermat, serta berjanji berperan dalam proses damai selanjutnya.
Beberapa pejabat Israel menyambut pembebasan sandera, tetapi juga menyuarakan kekhawatiran bahwa pembebasan tahanan Palestina bisa membawa risiko keamanan bagi Israel.
Peringatan, Keprihatinan & Tantangan
Ada skeptisisme mengenai sejauh mana kedua belah pihak—terutama Israel—akan benar-benar melaksanakan kewajibannya, terutama soal menarik pasukan dan menghentikan serangan.
Beberapa tokoh Israel garis keras menentang pembebasan tahanan Palestina yang dianggap berbahaya, dan memperingatkan agar perjanjian ini tidak melemahkan upaya keamanan negara Israel di masa depan.
Organisasi kemanusiaan dan negara-negara donor mengingatkan agar bantuan kemanusiaan tidak terhambat dan agar jalur pasokan ke Gaza tetap terbuka dan aman.
Secara keseluruhan, kesepakatan gencatan senjata tahap pertama ini dipandang sebagai “langkah awal yang menjanjikan” dalam konflik yang sangat kompleks dan berkepanjangan, meskipun masih banyak tantangan untuk memastikan kesepakatan itu benar-benar dijalankan dan berlanjut ke masa damai yang lestari.
Gencetan senjata Hamas-Israel adalah antara harapan dan keraguan, Akankah Palestina Merdeka Secara Utuh? Kalau melihat rekam jejak Isreal di setiap perjanjian selalu terjadi pelanggaran dan penghianatan, sangat sulit untuk bisa dipercaya. Ada satu harapan, apapun yang terjadi, pasti Allah akan terlibat dan menolongnya. Free Palestine and Free Gaza.... []
(Red/ASH)

















